Wednesday, May 20, 2009

KECAMAN IRWANDI

Banda Aceh | Harian Aceh--Diterbangkannya Gubernur Irwandi Yusuf ke rumah sakit di Kuala Lumpur, Malaysia, menggunakan pesawat jet khusus bernomor N 888 Y untuk memeriksa kondisi kesehatannya, menuai kecaman banyak pihak. Irwandi dinilai seperti sengaja menyakiti perasaan rakyat miskin di Aceh yang hingga kini belum memperoleh akses kesehatan yang layak.
Ismuhadi Jafar, Napol Aceh di LP Cipinang, menyatakan dirinya sangat menyesalkan sikap Gubernur Aceh tersebut. Apalagi nyeri perut yang dialami Irwandi usai menjadi juru kampanye di Aceh Tengah dan Bener Meriah yang notabene untuk kepentingan partai tertentu, bukan karena memperjuangkan nasib rakyat Aceh secara keseluruhan.

Ismuhadi juga menyayangkan dialog Irwandi dengan para wartawan di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Senin (23/3) lalu, yang sama sekali tidak menjaga wibawanya sebagai Kepala Pemerintahan Aceh. “Lagee si puntoeng meuteumeung jaroe. Tidak ada marwah, wibawa, adab dan tata karma lagi,” ketusnya kepada Harian Aceh, Selasa (24/3).

Sikap Irwandi yang terlalu over acting dalam menyikapi penyakit disentrinya dengan menyewa jet pribadi, menurut Ismuhadi, hal tersebut jelas-jelas bertentangan dengan keadaan umum masyarakat Aceh saat ini. “Lagee hana ureung gasien lee di Aceh,” lanjutnya.

Kata dia, hendaknya sikap tersebut tidak ditunjukkan Irwandi selaku Gubernur Aceh. Apalagi saat ini pelayanan kesehatan di Aceh masih sangat kurang memuaskan. Seharusnya, dengan kondisi pelayanan kesehatan yang ada di Aceh saat ini gubernur tidak melakukan hal-hal yang menunjukkan jarak antara rakyat dengan dirinya. “Kalau memang tidak mampu mengatasi dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masa jabatannya, jangan menunjukkan sikap-sikap seperti itu. Coba kalau rakyat yang kena disentri, pasti disuruh minum air kulit manggis,” lanjutnya.

Hal serupa juga dikatakan beberapa warga Banda Aceh, setelah mendengar hasil wawancara yang disiarkan oleh Radio Antero Banda Aceh, Senin malam lalu. Ismail, warga Blang Krueng salah satunya. Menurutnya, pernyataan Irwandi yang ceplas-ceplos tersebut sama sekali tidak mencerminkan wibawanya sebagai pemimpin rakyat Aceh. Apalagi saat menjelaskan mengenai penyakit yang dideritanya itu. “Ka sama lagee kamoe yang hana sikula,” ujarnya, kecewa.

Karenanya, dia mengharapkan Irwandi dapat memperbaiki sikapnya tersebut agar menjadi panutan rakyat. Mengenai pengobatan Irwandi ke luar negeri, Ismail tidak menyalahkannya. Menurut dia, hal itu lumrah selaku pejabat daerah yang memang harus sigap memeriksa kesehatannya.

“Tapi, perbaiki juga mutu pelayanan kesehatan di Aceh. Karena, bagi kami rakyat miskin tentu tak bisa sewa jet khusus untuk berobat ke luar negeri,” akhirinya.

Ditanggung APBN

Menanggapi hal tersebut, Kepala Biro Hukmas Setda Aceh Hamid Zein membenarkan biaya pengobatan Irwandi Yusuf ke Kuala Lumpur dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Hal tersebut, katanya, sesuai dengan jabatan yang diemban Irwandi selaku gubernur. “Itu ditanggung oleh pemerintah. Termasuk transportasi dan itu sudah tertera dalam hak-hak seorang kepala daerah,” ujarnya.

Menurut dia, meskipun Irwandi memakai jet pribadi ke Kuala Lumpur (PP), semua biaya diembankan ke kas pemerintah. Karena, saat itu posisi Irwandi memang selaku Kepala Pemerintahan Aceh.

“Dia kan terbang ke Kuala Lumpur saat dia sudah kembali ke Banda Aceh dari Aceh Tengah. Jadi, bukan langsung terbang dari lokasi kampanye partai yang saat ini diusungnya,” jelas Hamid Zein, menanggapi beberapa pertanyaan mengenai biaya perjalanan dan pengobatan Irwandi yang sakit usai kampanye untuk Partai Aceh (PA).

Hamid menjelaskan, saat itu posisi Irwandi selaku juru kampanye salah satu partai lokal telah habis. Hal tersebut sesuai dengan peraturan Panwaslu, pukul 16.00 WIB masa kampanye usai. Karenanya, Irwandi berangkat ke Kuala Lumpur dari Banda Aceh sebagai gubernur, bukan selaku juru kampanye partai politik.

Meski begitu, Hamid tidak bisa menjelaskan dan merincikan total biaya pengobatan serta jumlah biaya transportasi yang dipakai Irwandi saat berobat ke Kuala Lumpur. “Apakah ditanggung oleh anggaran pemerintah sepenuhnya atau setengahnya saja? Itu teknis sekali. Jadi saya harus memeriksa bukti pembayaran dahulu. Tolong beri waktu untuk diperiksa,” katanya.(boy)

Pageviews last month