Wednesday, May 20, 2009

ABDULAH SYAFI`I

Mogok Massal Di Aceh Berdarah, 12 Tewas, 2 Kritis


Serangkaian kekerasan bersenjata dan penemuan mayat korban kekerasan mewarnai hari pertama mogok massal di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Peristiwa itu merengut 12 nyawa dan melukai dua TNI. Korban tewas di Pidie empat orang, Bireuen dua orang, Aceh Utara empat orang dan seorang kritis serta Aceh Timur dua orang. Selain itu di Aceh Selatan seorang sopir angkutan kota dilaporkan kritis. Di Pidie, kekerasan bersenjata terjadi di daerah Seulawah yang masih masuk dalam kawasan Kec. Laweung dengan ditemukan dua mayat laki-laki tanpa identitas di pinggir jalan negara Banda Aceh-Medan pada Selasa (15/1) malam. Mayat berluka tembak dan bacok itu segera dibawa ke ruang instalansi mayat RSU Sigli dengan menggunakan mobil ambulans Puskesmas Muara Tiga. Pada mayat pertama yang berusia 35 tahun dengan kulit sawo matang didapati luka besar di tengkuk belakang serta luka bakar di lengan sebelah kiri. Mayat kedua dengan ciri-ciri memiliki tinggi tubuh 160 cm, berusia sekitar 28 tahun, berkulit sawo matang serta memiliki kumis dan jenggot. Pada mayat ini didapati luka tembak pada kening sebanyak dua tempat yang mengakibatkan tempurung kepalanya pecah, serta luka bakar pada tangan sebelah kanan, saat ditemukan korban hanya menggunakan celana pendek warna biru. Kejadian bersenjata kedua terjadi di Desa Geupung Ujong Rimba, Pidie. Kejadiannya bermula ketika sepasukan TNI dari Yonif 310 dan 315 Siliwangi mengadakan patroli bersepeda motor ke arah Beureunun Rabu pagi. Sesampainya di Desa Geupung tiba-tiba dari arah depan mereka datang dua orang laki-laki dengan mengendarai sepeda motor merk Supra yang langsung berbalik arah ketika melihat pasukan TNI datang. Karena curiga pasukan yang dipimpin Sertu Siswan Afandi melakukan pengejaran, namun ketika dilakukan pengejaran orang di atas sepeda motor sambil menjatuhkan kenderaannya melakukan penembakan. Mendapatkan serangan ke sepuluh anggota TNI itu segera membalas yang menyebabkan salah seorang dari penumpang sepeda motor itu tewas, melihat rekannya tewas, seorang dari penembak itu segera melarikan diri ke rumah penduduk. Pasukan gabungan TNI itu terus melakukan pengejaran sampai memasuki satu rumah warga Desa Geupung. Saat melakukan penggeledahan dalam rumah itu, Praka Sutarji ditembak dari bawah kolong tempat tidur yang mengenai paha kirinya. Sedangkan Serda Agus Sutio juga mengalami luka di pinggang kiri akibat serpihan peluru yang ditembakan pengendara sepeda motor yang diduga prajurit GAM. Kedua pengendara motor itu tewas ditembak, sedangkan dari tangan korban didapati senjata laras pendek jenis AFC 350, Colt 38 buatan USA beserta 13 amunisinya. Korban bernama Abdul Kadir, 26 warga Masjid Geupung, Beureunun, Kec. Mutiara Timur, sehari-hari berprofesi sebagai supir, korban kedua bernama Nurdin Samsul Bahri, 21, warga Desa Empeh,kecamatan yang sama. Sementara itu suasana kota Sigli dan beberapa kota kecamatan lain yang berhasil Waspada pantau terlihat sangat sepi, tidak ada aktifitas masyarakat, semua pertokoan tutup. Semua sekolah dan kantor juga terlihat tutup, tidak ada satupun kendaraan angkutan umum yang bersileweran di jalan raya. menurut petugas salah satu loket bus di terminal Sigli, bus terakhir yang masuk ke terminal Sigli pada pukul 22.30.

Di Bireuen

Meskipun pihak pemerintah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) telah melakukan seruan agar aksi mogok yang diberlakukan GAM 16-18 Januari tidak dihiraukan ternyata aksi mogok berlangsung juga. Menjelang aksi mogok hari pertama pada Selasa Malam , seorang wanita Kasmiati binti Hanafiah, 49, warga Desa Cot Bada Blang Bladeh, Kec. Jeumpa Bireuen ditemukan warga tewas ditembak OTK di kediamannya usai melaksanakan Shalat Magrib. Beberapa saksi mata tetangga korban menyebutkan pada malam naas itu korban yang baru selesai melaksanakan Shalat maghrib di rumah kediamannya keluar ke depan rumahnya. Dalam kegelapan malam tiba-tiba terdengar dua kali letusan senjata api di depan rumah korban. Mendengar letusan senjata api warga sekitarnya dicekam ketakutan, sesaat kemudian terdengar suara gaduh anak-anak korban menangis minta tolong kepada tetangga. Beberapa tetangga terdekat dalam keadaan ketakutan berdatangan melihat apa yang terjadi. Setiba di sana, warga melihat Kasmiati tewas terkapar bersimbah darah di depan rumahnya. Di tempat terpisah Rabu pagi, warga Geulumpang Payong, Kec. Jeumpa digemparkan lagi dengan satu mayat laki-laki bernama Syukri bin Hanafiah, 43, warga Desa Geulumpang Payong Kecamatan yang sama ditemukan tewas ditembak OTK di sebuah pondok areal persawahan Geulumpang Payong, korban adalah adik kandung janda Kasmiati. Tim Siaga PMI bersama tim medis RSU setempat segera meluncur ke TKP mengevakuasi mayat korban ke rumah keluarganya Desa Geulumpang Payong untuk dikebumikan. Sumber Waspada, mengatakan selepas shalat maghrib korban dijemput OTK dirumah kediamannya kawasaan Beng Seuri Geulumpang Payong lalu dibawa entah ke mana. Pagi harinya korban ditemukan sudah menjadi mayat dengan kondisi sangat menggenaskan dengan luka tembak tembus di bagian kepala. Sementara korban ketiga seorang pemuda bernama M Ali, 25, warga Blang Bladeh yang ditembak hingga kritis sekitar pkl 16.00 petang kemarin. Korban kini dirawat di RSU dr Fauziah Bireuen. Suasana Kota Bireuen dan sekitarnya Rabu pagi hingga petang harinya lengang. Transportasi darat angkutan bus penumpang, angkutan barang, trayek antar kecamatan, kabupaten dan antar provinsi mogok total, bahkan ratusan penumpang bus umum trayek Banda Aceh Medan sejak Selasa malam masih terkatung-katung.

Di Aceh Utara

Hari pertama mogok massal di Kab. Aceh Utara di warnai dengan daerah menyusul empat orang ditemukan tewas berluka tembak, Rabu. Keterangan yang diperoleh Waspada dari petugas UGD RSU Cut Meutia Lhokseumawe menyebutkan, dua sosok mayat laki-laki diantar oleh tim Satgana PMI Cabang Lhokseumwe pukul 07:10 dengan kondisi sangat mengenaskan. Selain kepala remuk yang masih berdarah segar, tubuh korban penuh luka lecet dan robek dengan sejumlah lubang bekas tembakan.

Kedua mayat masing-masing bernama Marzuki, 27, dan Hasballah 30. Keduanya warga Keude Dua, Kandang, Kec. Muara Dua, Lhokseumawe. Dievakuasi oleh Satgana PMI dari TKP Desa Panggoi. Sementara Ilyas, 35, warga desa yang sama juga ditemukan tewas berluka tembak di TKP Kedua Dua Kandang. Korban langsung diambil keluarganya, yang berdomisili tidak jauh dari TKP. Sedangkan Wandi, 25, warga Samalanga, Bireuen, ditemukan tewas dengan tangan kiri putus diterjang bom. Keterangan PMI menyebutkan, korban sudah dijemput keluarganya dari TKP dekat Masjid Batuphat, Kec. Muara Dua. Kondisi korban, selain putus tangan kiri, juga penuh luka bakar akibat pecahan bom dan jari tangan kanan copot. Satu lagi korban lainnya berasal Dari Alue Ie Puteh, Kec. Baktiya, Aceh Utara dilaporkan Mahyuddin Bin Usman, 26, kritis kena hantaman bom. Keterangan yang diperoleh Waspada dari tim Satgana PMI Lhokseumawe menyebutkan, Mahyuddin warga Desa Matang Kumbang, Kec. Baktiya, ditemukan warga terkapar di kawasan desa setempat setelah tubuhnya disapu ledakan bom, sekitar pukul 17:00 Rabu. Suasana mogok hari pertama kota Lhokseumawe dan sekitarnya terlihat lengang. Aktivitas transportasi lumpuh total. Jangankan angkutan umum, mobil pribadi dan becakpun tidak ada yang beroperasi seperti hari-hari biasa. Kantor-kantor pemerintah, swasta, sekolah-sekolah, dan pertokoan tampak sepi dari aktivitas. Sejak malam hingga pagi kemarin warga kota Lhokseumawe mulai diguncang beberapa ledakam bom. Sehingga tidak ada warga yang berani menjalankan rutinitas sebagaimana biasa. Lebih-lebih pada paginya, sejumlah aparat melepaskan tembakan ke udara untuk memberanikan para pemilik toko membuka tokonya. Namun masyarakat dan pemilik toko menjadi takut begitu mendengar tembakan. Sehingga terpaksa membuka tokonya dengan rasa was-was setelah digedor-gedor aparat. Setelah toko-toko dibuka, aparat keamanan melakukan patroli dan menjaga sudut-sudut kota Lhokseumawe dalam kondisi siaga. Sampai sore hari mobil patroli masih memantau beberapa kawasan kota dengan mengerahkan satu kenderaan lapis baja, sejumnlah truk militer, serta pasukan infanteri. Pantauan Waspada mulai dari kota Pantonlabu, Lhoksukon, Geudong, Bayu, sampai Punteut sepanjang jalan raya Medan - Banda Aceh terlihat lengang tak ada kenderaan yang berani berlalu lalang. Dari Pantonlabu dilaporkan, warga melakukan doa dan baca yasin bersama di Masjid Baitul Gafur, Desa Matang Diren. Selebihnya suasana tetap sepi, toko-toko di pusat kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara umumnya tutup. Akibat tidak beroperasinya kenderaan umum seperti labi-labi dan becak, membuat suasana Aceh Utara lumpuh total.

Di Aceh Timur

Sementara itu dari Aceh Timur dilaporkan dua mayat tanpa identitas yang dievakuasi anggota Satgana PMI Langsa dari Alue Lhok dan Senebok Pidie, Kec. Peureulak, Kab. Aceh Timur masuk RSU Langsa, Rabu siang. Keterangan yang Waspada peroleh dari PB HAM Aceh Timur, Rabu malam menyebutkan, kedua mayat itu diambil dari tempat temuannya sekira pukul 04 :00 dini hari, setelah dimasukkan ke ruang jenazah di RSU Langsa hingga malam tadi belum ada yang mengambilnya. Adapun ciri-cirinya, yang ditemukan di Simpang Makmu Alue Lhok Tinggi sekitar 175 cm, kulit sawo matang, memakai sarung warna putih tanpa celana dalam, rambut ikal, dan ada tahi lalat dibagian punggung. Ketika ditemukan sudah menjadi mayat dengan kondisi tangan terikat ke belakang, dan terdapat luka tembakan di dagu bawah sebelah kanan, pelipis kanan, kepala dibagian atas tembus ke bawah, serta bekas luka bakar di bagian punggung. Sedangkan mayat kedua yang ditemukan di Seunebok Pidie tinggi sekitar 170 cm, rambut petak sekitar 4 cm, memakai baju kemeja panjang warna biru, celana merk Lega, luka tembak di kepala bagian belakang, paha sebelah kanan, dan punggung serta mata sebelah kiri lembam. Sementara suasana kota Langsa sepanjang Rabu sejauh pantauan Waspada, keadaan normal tidak ada gangguan yang berarti sehubungan hari pertama himbauan GAM untuk mogok total. Kecuali jalanan yang agak sepi karena tidak ada kenderaan unum atau pribadi yang melakukan perjalanan jauh, selebihnya semua berjalan seperti biasa. Semua toko-toko dan kedai-kedai tetap buka dan tidak terjadi kenaikan harga barang, baik untuk sembilan bahan pokok maupun barang-barang kebutuhan lainnya.

Di Aceh Selatan

Sementara itu peristiwa lainnya yaitu dua insiden di Aceh Selatan. Kejadian yang berlangsung di dua lokasi terpisah dan dalam waktu hampir bersamaan itu mengakibatkan seorang sopir labi-labi ditembak dan sebuah mobil dibakar. Menurut keterangan yang berhasil Waspada peroleh, insiden pertama menimpa Abdullah, 32, warga Alue Pisang Kec. Kuala Batee ditembak di kawasan Desa Sikabu kecamatan yang sama Rabu siang. Hingga Rabu malam korban masih dirawat di Puskesmas Blang Pidie karena sebutir timah panas yang dilepas OTK masih bersarang di dagunya. Korban saat kejadian sedang menjalankan mobilnya dari arah Kuala Batee menuju Blang Pidie. Akan tetapi tidak seorangpun warga masyarakat yang menumpang karena ketakutan. Korban bersama keneknya yang duduk di depan, tiba-tiba diberondong OTK dan mengenai dagunya. Sedangkan keneknya yang belum jelas identitasnya selamat. Sementara itu dalam insiden lainnya, mobil pribadi jenis Panther milik Sekretaris Bappeda Aceh Selatan Drs.H.M.Nafis dibakar massa tak dikenal di kawasan desa Ujung Padang Rasian Kecamatan Kluet Utara. Sedangkan sebuah mobil lainnya jenis L-300 yang berbarengan dirusak. Namun semua penumpang kedua mobil itu selamat. M.Nafis bersama sekeluarganya siang itu sedang meluncur dari Medan pulang ke Tapaktuan. Tiba di lokasi ditahan oleh massa tak dikenal dan setelah seluruh penumpang disuruh turun, kemudian mobil bersama barang-barangnya hangus disikat sijago merah. Sebelumnya rombongan itu telah mendapat beberapa peringatan di kawasan Trumon, agar menghentikan perjalanan di atas jam enam pagi. Namun rombongan itu tetap meneruskan perjalanannya karena berbarengan dengan beberapa mobil penumpang lainnya dari Medan ke jurusan yang sama. Aparat keamanan yang berposko di sana bersama aparat Marinir dari Tapaktuan yang menerima laporan pembakaran mobil itu langsung meluncur ke lokasi guna mengevakuasi korban. Rombongan sekeluarga itu dan sebuah penumpang lainnya telah dievakuasi ke Tapaktuan pada sore harinya. Wadan Satgapen Kolakops TNI Mayor Inf. Ertoto kepada Waspada, Rabu malam menyebutkan, pembakaran mobil dinas tersebut terjadi di Desa Poni Rasian, Kecamatan Kluet Utara, Aceh Selatan. "Setelah kejadian, korban langsung melapor ke Pos Aparat terdekat, dan pelakunya kini sedang dalam penyelidikan," ujarnya.

Blang Pidie

Sementara itu juru Bicara Angkatan Gerakan Aceh Merdeka Wilayah Blang Pidie Ayah Manggeng mengklaim, 10 anggota TNI dan Polri tewas dalam penyerangan dilakukan pasukan AGAM, saat berpatroli ke Desa Baharu, Kecamatan Blang Pidie, Kabupaten Aceh Selatan, Rabu pagi. Dia menyebutkan, delapan aparat yang tewas dalam kejadian tersebut mengenderai sepeda motor, sedang yang dua lagi mengenderai mobil Kijang warna putih. "Sedang di pihak AGAM berhasil kembali dengan selamat," ujarnya.

Menurutnya, ekses dari kejadian itu satu warga sipil yaitu Manaf bin Sudi, 25, warga desa setempat tewas ditembak oleh aparat. "Tembakan yang dilepaskan aparat itu mengenai bagian kepala korban," ujarnya lagi. Ayah Manggeng juga mengatakan, selain menembak korban, aparat juga menangkap dua warga sipil lainnya yaitu Jamaluddin ,40, dan Sahmi, 35, penduduk desa yang sama. Mengenai insiden itu, Dansatgaspen Opslihkam Agus Dwiyanto membantah kejadian itu. "Tidak ada insiden di Blang Pidie kecuali di Peureulak, satu GAM tewas saat menyerang Polsek," jelasnya.

Di Aceh Besar

Sementara itu, dari Kabupaten Aceh Besar diperoleh keterangan satu unit labi-labi (Angkutan Kota), ditembak oleh kelompok GAM karena kedapatan melakukan aktivitas mengangkut penumpang. Namun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Dansatgaspen Opslihkam AKBP Drs. Agus Dwiyanto yang Waspada hubungi via telefon, membenarkan pihaknya mendengar kejadian itu. "Namun saya belum memperoleh kronologisnya, yang jelas tidak ada korban jiwa dalam insiden itu," ungkapnya.

Diblokir
Sementara itu keterangan lainnya menyebutkan jalan raya jurusan Tapaktuan-Medan Rabu sore mulai diblokir dengan cara menumbangkan puluhan pohon kelapa di kawasan Desa Pasi Lembang Kecamatan Kluet Selatan. Dengan pemblokiran itu menyebabkan hubungan kedua daerah itu menjadi putus total. Hingga Selasa malam belum diperoleh keterangan apakah perintang pohon kelapa itu telah dibersihkan atau belum. Dari berbagai peristiwa itu terlihat seruan Panglima GAM Abdullah Syafie untuk mogok massal tanggal 16 hingga 18 Januari 2002 telah menciptakan keadaan lumpuh di seluruh wilayah Aceh. Meskipun ada seruan anti mogok oleh Gubernur NAD Abdullah Puteh yang meminta rakyat Aceh tetap menjalankan aktivitas, namun tampaknya rakyat lebih takut dengan seruan Abdullah Syafie ketimbang seruan Abdullah Puteh. Sehingga mogok massal tak dapat terelakkan. Sementara itu Dansatgaspen Kolakops TNI Mayor Inf Zaenal Mutaqin kepada Waspada malam tadi menyatakan jika seruan mogok itu sama sekali tidak berlangsung."Aktifitas masyarakat berjalan seperti biasanya," tulis Zaenal. Dia selanjutnya menyatakan jika ledakan bom itu merupakan upaya GSA menakut-nakuti masyarakat agar ikut mogok

sumber: Waspada.com

Pageviews last month