Wednesday, May 20, 2009

DEMAM BERDARAH ACEH

Serambi Indonesia
senin,15 Mei 2006
Demam Berdarah Landa Abdya


--------------------------------------------------------------------------------

BLANGPIDIE - Jangkitan virus deman berdarah dengue (DBD) muncul di Aceh Barat Daya (Abdya). Sedikitnya dua orang warga kabupaten itu dirawat intensive di RSUD Abdya, kemarin. Sementara di Banda Aceh, jangkitan itu tetap masih menggejala, walau pihak rumahsakit mengaku tak merawat pasien DBD.



Dua warga Abdya yang positif DBD adalah, Dasmi Zulfa (30) warga Desa Palak Hilir Kecamatan Susoh, dan Zulna Elida (21) warga Sikabu Kuala Batee. Seiring munculnya jangkitan itu, pihak Dinkes Abdya, langsung melakukan fogging pada lokasi tinggal pasien, sebagai upaya memutuskan mata rantai kehidupan nyamuk aedes agypty, media tular demam berdarah.

Dr Mawardi, tim medis RSUD yang menangani kasus itu kepada Serambi mengatakan, pihak RSUD Abdya sempat merawat pasien diserang DBD, yaitu Dasmi Zulfa warga Desa Palak Hilir Susoh, dan Zulna Elida warga Sikabu Kuala Batee.
Dari hasil diagnosa yang dilakukan Dasmi Zulfa dinyatakan positif terjangkit DBD. Sementara Zulna Elida yang juga sempat dirawat selama enam hari dan kini sudah kembali kepada keluarganya.

Sementara Kadis Kesehatan Abdya, Drs M Hanafiah AK yang dihubungi Serambi secara terpisah mengaku bahwa sudah menerima laporan dari pihak RSUD, dan kini pihaknya sudah melakukan foging di sekitar tempat kejadian dengan radius 100 meter.

Sebelumnya, seorang warga Desa Meudang Ara Blangpidie yang menderita DBD terpaksa dirujuk ke RSU Cut Nyak Dien Meulaboh, Aceh Barat, namun akhirnya meninggal dalam perawatan medis.

Ngaku nihil
Jangkitan demam berdarah masih saja melanda Banda Aceh dan sekitarnya. Daerah-daerah rawan DBD sejauh ini masih saja memakan korban DBD. Beberapa rumah sakit yang dicek oleh Serambi, kemarin petang, mengaku pernah merawat pasien DBD sepekan sebelumnya, namun kini telah keluar. “Kami memang ada merawat pasien DBD bulan ini, namun kini telah kembali ke rumah mereka dalam kondisi sembuh,” ujar seorang perawat di RS Teungku Fakinah.

Komentar yang sedikit menggelikan dilontarkan petugas di RS Harapan Bunda. Seorang tenaga para medis di rumah sakit itu mengaku selama bulan ini, tidak pernah merawat pasien DBD. “Kalau bulan ini, belum ada,” kata petugas wanita di sana, sembari membalik-balik buku record pasien.

Pengakuan tersebut sangat bertolak belakang dengan kenyataan, karena seorang warga Lambhuk hingga kini masih dirawat di RS Harapan Bunda, karena positif DBD. Bahkan pasien yang dirawat di ruang Tulip itu sebelumnya juga pasien DBD dari keluarga yang sama.

Saifil S, kepala keluarga si pasien menghendaki agar pihak Dinkes segera turun tangan untuk melakukan fogging di daerahnya. “Kami sangat berharap agar pihak terkait melakukan fogging untuk mencegah jatuhnya korban yang lain. Kalau pun harus melapor, kamana saya melapor, yang penting fogging dilakukan, agar warga sekitar kami bisa tenteram,” katas Saifil.

Pageviews last month